KUMPULAN CERITA RAKYAT

Kumpulan Seluruh Cerita Rakyat Indonesia dan International

Uncategorized

Dongeng Frozen Seorang Ratu Hebat dan Independen yang Berusaha Mengendalikan Kekuatannya

Alkisah, pada zaman dahulu, ada sebuah kerajaan mewah dan megah bernama Arendelle. Pemimpin dari kerajaan tersebut adalah Raja Raja Agnarr dan Ratu Iduna.

Sang Raja dikenal sangat bijaksana dan baik hati. Tak heran, ia telah memimpin Arendelle sejak usianya masih belia. Waktu itu, ia menggantikan posisi sang ayah yang meninggal.

Raja Raja Agnarr dan Ratu Iduna memiliki dua anak perempuan yang sangat cantik. Mereka adalah Elsa dan Anna. Elsa adalah anak yang luar biasa. Ia mempunyai kekuatan magic, yaitu bisa membuat es dan salju dari tangannya.

Saat masih kecil, ia kerap bermain dengan kekuatannya itu dengan Anna. Pada suatu malam, Anna ingin bermain salju dengan Elsa karena ia tak bisa tidur.

Sebenarnya, Elsa sempat menolak. Namun, sang adik terus memaksa. Pada akhirnya, mereka pun bermain salju di sebuah ruangan yang amat luas. Elsa meliuk-liukkan tangannya untuk membuat salju. Anna berlari ke sana ke mari bermain dengan senang.

Lalu, tanpa sengaja kekuatan Elsa melukai kepala Anna hingga sang adik jatuh pingsan. Kekuatan itu juga membuat beberapa helai rambut Anna memutih.

Dengan cepat, Raja Agnarr dan Ratu Iduna ke pegunungan kuno untuk mencari menemui seorang troll tua bernama Pabbie yang mungkin bisa menyembuhkan Anna.

Beruntung, Anna bisa selamat. Agar kejadian tersebut tak terulang kembali, Pabbie mengapus ingatan Anna tentang kekuatan Elsa. Pabbie juga mengingatkan Elsa agar ia belajar mengendalikan kekuatannya.

“Ketakutan akan menjadi musuh terbesarmu. Jangan takut dengan kekuatanmu. Kamu pasti bisa mengendalikannya,” ucap Pabbie.

Elsa Menjauhi Anna

Sejak saat itu, Elsa menjadi sosok yang pendiam. Tak ada satu pun orang yang tahu tentang kekuatannya kecuali kedua orang tuanya. Ia juga menjauh dari adiknya. Bukan karena tak sayang, ia hanya takut bila kekuatannya dapat melukai adiknya lagi. Ia selalu menyendiri di sebuah kamar.

Setiap hari, Anna selalu mengetuk kamar kakaknya untuk mengajak bermain. Akan tetapi, Elsa tak pernah membukakan pintu. Meski tampak ketus dan tak peduli, sebenarnya Elsa menangis sendirian di kamar.

Tiap malam, Raja Raja Agnarr memasuki kamar Elsa. Ia meminta gadis kecil itu untuk mengendalikan kekuatannya. Namun, Elsa selalu gagal. Ia tak kunjung bisa mengendalikannya dengan baik.

Parahnya, jika sedang bersedih atau marah, apa pun yang ia pegang akan berubah menjadi es batu. Sang ayah lalu memberikan Elsa sebuah sarung tangan.

“Jangan takut, kamu pasti bisa menaklukkan kekuatanmu,” ucap sang ayah sambil memeluk Elsa. “Tapi, Ayah, sampai kapan aku akan seperti ini?” tanyanya panik.

“Tenang, anakku. Suatu saat nanti, kamu pasti bisa mengendalikannya,” ucap sang ayah.

Ketika para putri beranjak ramaja, Raja dan Ratu pergi berlayar. Sayangnya, perahu mereka hanyut dan tenggelam karena badai. Tentu saja hal itu meninggalkan kesedihan bagi Elsa dan Anna.

Ditambah lagi, Elsa tak sanggup menghadiri pemakaman kedua orang tuanya. Ia belum berani menunjukkan diri dan kekuatannya. Anna tak kalah sedihnya dengan sang kakak.

Penobatan Elsa Menjadi Ratu Arandell

Beberapa tahun kemudian, tepat di usianya yang ke-21 tahun, Elsa pun dinobatkan menjadi Ratu Arandelle. dongeng-frozen/”>Kerajaan akan mengadakan pesta besar untuk menobatkan Elsa menjadi ratu di musim panas.

Tentu saja seluruh rakyat merasa sangat gembira. Sejak meninggalnya Ratu dan Raja, kerajaan selalu tertutup. Tak pernah ada pesta sama sekali. Tak kalah bahagia dengan para rakyat, Anna pun menyambut pesta itu dengan hati yang gembira. Anna yang selalu merasa kesepian sudah tak sabar lagi untuk bertemu orang-orang di luar sana.

Saat musim panas tiba, para pegawai kerajaan sibuk menyiapkan pesta penobatan. Semua pintu dan jendela kerajaan pun dibuka lebar, tak seperti biasanya yang tertutup rapat.

Karena sudah tak sabar ingin bertemu orang banyak, Anna pun memutuskan untuk berjalan-jalan di luar kerajaan. Ia berjalan sambil bernyanyi dan menyapa tiap rakyat yang hendak pergi ke kerajaan.

Saat berjalan-jalan, ia bertemu dengan Pangeran Hans dari Kepulauan Selatan. Pangeran Hans adalah pria pertama yang ia temui. Sifatnya yang manis dan wajahnya yang cukup tampan membuat Anna langsung jatuh cinta.

Di sisi lain, Elsa merasa khawatir dengan kekuatannya. Ia takut melukai rakyat yang datang dalam penobatan ini. Namun, dengan tekat kuat, ia lalu mengenakan sarung tangan dari sang ayah dan yakin bisa mengendalikannya.

Saat malam datang, tibalah saatnya pesta diadakan. Seluruh rakyat menyambut hangat pesta penobatan. Seluruh Raja, Ratu, dan Pangeran dari negeri lain pun turut merayakannya. Keramaian itu membuat Elsa semakin cemas.

Berjumpa Lagi Setelah Sekian Lama

Setelah asyik dan sibuk menyapa semua orang, Anna pun mendekati sang kakak yang sedari tadi berdiri dan hanya diam saja. Mereka saling menyapa dan bercanda ringan. Awalnya merasa canggung, tapi lama-lama keduanya merasa nyaman.

Lalu, penobatan pun dimulai. Elsa berdiri di podium untuk mengucapkan kata-kata sambutan. Meski awalnya merasa sangat gugup, akhirnya ia berhasil melewatinya dengan lancar.

Pesta dansa pun dimulai. Pangeran Hans mengajak Anna berdansa. Hal itu membuat si gadis periang itu makin jatuh cinta. Ditambah lagi, tiba-tiba saja Pangeran Hans mengajaknya menikah.

Merasa sangat menyukai Pangeran Hans, Anna pun tak menolak. Gadis polos itu pun meminta izin kepada sang kakak. “Kak, aku menemukan pria yang aku cintai,” ucap Anna.

“Oh, yah! Baguslah. Apakah dia tampan?” tanya sang Ratu.

“Sangat-sangat tampan. Aku sangat menyukainya,” ucap gadis itu. “Dan aku ingin menikah dengannya. Boleh, kan, aku menikah secepatnya?” tanya Anna.

Tentu saja Elsa tak merestui hubungan itu. “Kau baru saja mengenalnya. Kenapa kamu ingin segera menikah dengannya? Kamu harus mengenalinya dahulu,” ucap sang kakak dengan bijak.

“Tentu saja karena aku merasa kesepian! Kau meninggalkanku sendirian di kerajaan yang besar ini. Aku tersiksa dengan semua ini! Aku akan tetap menikah dengannya meski kau tak memberi izin!” ucap Anna.

Mereka terus berdebat, hingga akhirnya, tanpa sengaja Anna menarik sarung tangan Elsa. Sang kakak yang sedang marah besar pun tak dapat mengendalikan kekuatannya.

Dengan sekejap, ia mengubah kerajaan menjadi sedingin musim dingin. Padahal, seharusnya cuaca hangat karena ini adalah musim gugur. Para rakyat terkejut dengan kemampuan Elsa. Begitu pula dengan Anna.

Tanpa sadar, Elsa telah membukakan seluruh kerajaan. Ia lalu berlari kencang meninggalkan Kerajaan Arendelle. Dengan kekuatannya, ia membuat kastil berupa es di Gunung Utara.

Anna Mencari Elsa Seorang Diri

Anna merasa bersalah dengan kakaknya. Ia ingin pergi ke Gunung Utara untuk mencari sang kakak. Kerajaan Arendelle ia serahkan sementara pada Pangeran Hans.

“Tolong jaga Kerajaan Arendelle selama aku pergi. Aku akan segera kembali bersama kakakku,” ucap Anna. Pangeran Hans pun untuk sementara memimpin Kerajaan Arendell.

Anna segera menunggangi kudanya dan pergi ke Gunung Utara. Ia sendiri sebenarnya tak tahu di mana letak gunung itu. Seluruh jalan yang ia lewati tertutupi salju. Dalam perjalanan, tiba-tiba saja kuda yang Anna tunggangi melarikan diri.

Di udara yang sangat dingin, untung saja, ia berhasil menemukan sebuah toko kecil hangat bernama Toko Oaken. Di toko itu, Anna membeli baju hangat. Ia lalu bertemu dengan seorang tukang es bernama Kristoff yang ingin membeli beberapa barang.

Namun, Kristoff tak punya uang. Pemilik toko pun mengusir Kristoff. “Coba saja Gunung Utara tak membeku. Aku pasti sudah menghasilkan uang banyak,” ucap Kristoff seraya meninggalkan Toko Oen.

Anna yang mendengar Gunung Utara langsung mendekati Kristoff. Ia meminta lelaki itu untuk menemaninya ke Gunung Utara. Awlanya, Kristoff menolak.

“Aku akan memberimu apa pun yang kamu mau asal kamu mau menemaniku ke sana,” ucap Anna.

“Aku tak butuh apa-apa. Tapi, kalau boleh minta, tolong belikan aku wortel untuk temanku, Sven,” ucap Kristoff sembari menunjuk temannya si rusa. Anna lalu memberikan sekantong penuh wartol untuk Sven.

Sembari menunggu Sven makan, Kristoff bertanya pada Anna terkait tujuannya datang ke Gunung Utara. Lalu, Anna pun menceritakan kejadian malang yang Elsa alami.

Perjalanan ke Gunung Utara

Setelah Sven selesai makan, mereka pun memulai perjalanan menuju Gunung Utara. Selama perjalanan, mereka diserang oleh para serigala. Untung saja, mereka bisa kabur dari serangan binatang buas itu.

Mereka pun bertemu dengan manusia salju bernama Olaf. “Hai, aku Olaf dan aku sangat menyukai pelukan hangat,” ucap Olaf. Manusia salju itu mengingatkan Anna pada kenangan masa kecilnya.

“Oh, hai Olaf. Apakah kau manusia salju buatan kakakku, Elsa?” tanya Anna.

“Tentu saja. Ia membangun kastil dari es di balik bukit tinggi ini. Jika ingin menemukannya, kau harus melewatinya,” ucap Olaf.

Dengan sekuat tenaga, Anna mencoba mendaki bukit itu. Ia lalu berhasil melewatinya dan terlihatlah sebuah kastil yang sangat megah. Ia bergegas menemui sang kakak.

Anna membujuk Elsa untuk kembali ke Kerajaan Arendelle. Ia percaya bahwa sang kakak bisa menghilangkan salju di kerajaan itu. Namun, tanggapan Elsa tak sesuai ekspektasi.

Ia marah besar. “Aku tak ingin kembali ke Arendelle! Buat apa berada di tempat di mana tak ada yang bisa menerima kekuranganku? Aku senang berada di sini dan sendirian,” ucap Elsa.

“Tapi, bagaimana dengan nasib para rakyat Arendelle? Mereka membutuhkanmu!” ucap Anna yang merasa kesal.

“Aku tak peduli!” ucap Elsa.

“Oh, ternyata kekuatanmu tak hanya membuat sekitarmu menjadi dingin, tapi juga dapat membekukan hatimu!” ucap Anna yang amarahnya memuncak.

Tak terima dengan perkataan Anna, amarah Elsa memuncak. Karena amarah sedang memuncak, tanpa sengaja Elsa melontarkan kekuatan tepat di hati Anna. Hal itu membuat hati sang adik membeku.

Upaya Menyelematkan Anna

Meski terluka, Anna masih dongeng-frozen sanggup berdiri dan memohon pada kakaknya. Namun, Elsa terlanjur geram. Ia lalu membuat monster salju besar untuk mengusir Anna.

Kristoff lalu membawa Anna kabur dari kastil es milik Elsa. Rambut Anna kian memutih dan tubuhnya semakin lemah. Kristoff lalu membawanya ke Pabbie.

Melihat kondisi Anna yang semakin parah, Pabbie hanya bisa berkata, “Anna hanya bisa sembuh dengan ciuman cinta sejatinya. Segera carilah cinta sejatinya. Sebelum semuanya terlambat,” ucap Pabbie. Kristoff lalu membawa Anna ke Kerajaan Arendelle supaya ia bisa mendapatkan ciuman dari Pangeran Hans.

Di sisi lain, rupanya, Pangeran Hans menemui Elsa di Kastil Es. Ia datang bersama beberapa parjurit kerajaan. Saat hendak masuk ke kastil, monster salju alias Marshmallow menghalanginya.

Hans dan para prajurit menyerang Marshmallow. Saat monster itu lengah, ada dua pengawal masuk ke Kastil Es dan menyerang Elsa.

“Jangan serang aku! Menyerangku hanya akan merugikanmu!” teriak Elsa.

Ancaman Elsa tak membuat para prajurit takut. Mereka tetap menyerang sang Ratu. Dengan sangat perlahan dan hati-hati, Elsa menggunakan kekuatannya untuk menghindari serangan.

Seorang prajurit hampir saja menghunuskan sebuah anak panah ke dada Elsa. Dengan cepat Hans menghempaskan anak panah dan mengenai lampu Kastil Es.

Lampu tersebut jatuh tepat di atas Elsa hingga membuatnya pingsan. Hans membawanya kembali ke istana dan mengurungnya di dalam penjara.

Terkuaknya Kejahatan Pangeran Hans

Tak lama setelah Hans memasukkan Elsa ke penjara, datanglah Kristoff bersama Sven dan Anna. Hans lalu membawa kekasihnya ke dalam kamar.

“Segera cium dia agar cepat siuaman,” teriak Kristoff panik.

Hans wajahnya tampak cemas. Tapi, saat tiba di dalam kamar, wajahnya berubah sadis. Ternyata ia adalah penipu dan penjahat yang berniat merebut Kerajaan Arendelle dari Elsa.

“Ini adalah saat yang tepat untuk menguasai Arendelle,” ucapnya dalam hati. Ia enggan mencium Anna dan malah memadamkan api penghangat di kerajaan. Ia ingin Anna mati kedinginan.

“Setelah ini, aku akan berpura-pura telah menikah dengan Anna. Tapi, Elsa tak terima dan menyerang Anna. Aku berusaha menyelamatkan Anna dengan membunuh Elsa, tapi semua terlambat. Anna tak tertolong,” ucap Kristoff dalam hati. Ia sedang merencanakan kejahatannya.

“Dengan begitu, Arendelle pun akan terselamatkan dari badai salju dan aku bisa menguasai kerajaan ini. Hahaha,” ucapnya picik.

Sementara itu, di penjara, Elsa merasa kekuatannya semakin besar. Ia lalu menghancurkan besi-besi penjara sehingga bisa melarikan diri. Kekuatannya yang tak terkendali membuat Kerajaan Arendelle berkabut. Hans segera mengetahui bahwa Elsa telah kabur.

Anna dan Sisa Kekuatannya

Di sisi lain, Anna yang terkapar di kamar mendapatkan pertolongan dari Olaf. Meski pun ia tahu akan meleleh, Olaf tetap menyalakan seluruh penghangat di kamar untuk menghangatkan Anna.

Keadaan Anna sedikit membaik. Dengan sisa kekuatannya, ia berusaha bangun dan keluar dari kamar. Di saat bersamaan, Kristoff datang untuk menolong Anna.

Ia memapah Anna dan keluar dari istana. Anna merasa sangat sedih mendapati Kerajaan Arendelle sudah tertutup kabut.

“Di mana kakakku, Kristoff? Aku ingin bertemu dengannya. Aku ingin ia menghentikan kekacauan ini,” ucap Anna.

“Tenanglah dulu, Anna. Aku akan mencarinya. Kau tunggullah di sini dan jangan ke mana-mana,” ucap Kristoff.

Anna terus-terusan menangis. Ia berharap tak terjadi apa-apa kepada sang kakak.

Cinta yang Sesungguhnya

Hans dan beberapa prajurit mencoba menangkap Elsa. Namun, Hans tak kunjung berhasil menangkap Elsa karena kerajaan tertutup kabut. Lalu, Hans berteriak dan mengatakan bahwa ia telah membunuh Anna. Elsa merasa sangat terpuruk dan sedih.

“Anna adalah keluargaku satu-satunya, kenapa kau tega membunuhnya?” ucapnya sambil terduduk dan menangis. Hal tersebut membuat kabut es yang menyelubungi Arendelle menghilang.

Saat kabut menghilang, Hans menggunakan kesempatan itu untuk membunuh Elsa. Ia hendak menghunuskan pedang dari punggung sang Ratu.

Anna melihat dengan jelas bila Hans hendak menghunuskan pedang ke tubuh kakaknya. Dengan sisa kekuatannya, Anna menghalangi Hans.

Seketika itu pula, sekujur tubuh Anna membeku menjadi es. Pedang Hans patah saat pedang menghunus tepat di tubuh Anna yang membeku. Hal itu membuat pria licik itu jatuh pingsan.

Elsa menangis sejadi-jadinya. Ia terus-terusan memeluk tubuh beku adiknya. “Maafkan aku, Anna. Tak seharusnya hal buruk ini menimpamu,” ucapnya sambil menangis.

Saat ia memeluk tubuh Anna, tiba-tiba saja es yang menyelimuti Anna mencair. Kristoff, Olaf, dan para rakyat Arendelle meyakini bila cinta sejati Elsa yang menghidupkan Anna kembali.

Elsa lalu tersadar bila dengan cinta sejati ia bisa mengendalikan kekuatannya. Pada akhirnya, Arendelle pun kembali hangat. Musim panas kembali menyinari keraaan itu.

Untuk menyelamatkan si manusia salju lucu alias Olaf, Elsa membuat awan salju di atas kepalanya. Sehingga, Olaf tak akan mencair. Olsa merasa sangat bahagia, “Terima kasih Elsa karenamu aku bisa menikmat musim panas yang sangat hangat ini.”

Elsa tak lagi menyendiri. Ia sudah berhasil mengendalikan kekuatannya. Kekuatannya itu tak lagi menjadi momok menakutkan bagi dirinya. Ia kini menjadi Ratu Arendelle yang sangat kuat dan hebat.

Unsur Intrinsik

Usai membaca cerita dongeng Frozen dalam bahasa Indonesia ini, kamu mending menambah wawasanmu dengan mengulik unsur intrinsiknya. Mulai dari tema hingga pesan moral, berikut ulasan singkatnya;

1. Tema

Tema atau inti cerita dari dongeng Frozen adalah tentang perjalanan ratu Elsa mengendalikan kekuatannya. Karena ada perasaan cemas dan takut, ia selalu dari-kegagalan gagal dalam mengendalikan kemampuannya.

Pada akhirnya, ia mengerti bahwa terlalu takut, sedih, dan cemas membuatnya tak bisa mengontrol kekuatannya. Dengan hati yang tenang dan penuh kasih, ia akhirnya bisa mengendalikan kekuatan.

2. Tokoh dan Perwatakan

Ada beberapa karakter dalam cerita dongeng Frozen. Tokoh utama protagonis adalah Elsa, Anna, dan Kristoff. Elsa lahir dengan kekuatan dapat menciptakan salju dan es.

Awalnya, ia adalah gadis periang dan baik serta penyayang adik. Namun, setelah kejadian buruk menimpa adiknya, ia menjadi sosok yang pendiam dan selalu mengasingkan diri. Setelah berhasil mengendalikan kekuatannya, Elsa pun menjadi pemimpin yang pemberani dan bijaksana.

Sementara Anna adalah gadis periang dan mudah jatuh cinta. Namun, ia adalah karakter yang cukup menyedihkan karena sepanjang masa kecilnya diabaikan oleh sang kakak.

Karakter utama berikutnya adalah si Kristoff. Ia adalah pemuda tampan yang bekerja sebagai tukang es. Ia tak punya teman manusia. Ke mana-mana, ia selalu bersama satu-satunya teman yang ia punya, yaitu Sven.

Kristoff adalah pemuda yang baik. Buktinya, ia mau membantu Anna dan menyelamatkan gadis itu dari setiap ancaman.

Tokoh antagonis dalam cerita dongeng Frozen adalah Pangeran Hans. Ia adalah pria licik dan jahat yang haus akan kekuasaan sehingga ingin merebut Kerajaan Arendelle dari Elsa.

Selain para karakter manusia tersebut, cerita dongeng Frozen juga memiliki dua karakter dari salju yang Elsa buat. Mereka adalah Marshmallow dan Olaf.

Marshmallow adalah nama yang Olaf berikan pada monster salju besar yang Elsa buat. Sementara Olaf sendiri memiliki karakter yang lucu dan menggemaskan. Ia sangat senang bercerita dan sangat menyukai pelukan.

Beberapa karakter pendukung dalam cerita dongeng ini adalah Pebbie, Raja Agnar, dan Ratu Iduna. Pebbie adalah pemimpin dari para troll yang tinggal di pegunungan kuno.

3. Latar

Latar dari cerita dongeng Frozen ada beberapa. Pada awal dongeng, latar cerita yang digunakan adalah di Kerajaan Arendelle. Lalu, cerita berpindah ke pegunungan kuno untuk menyembuhkan Anna.

Ketika Elsa tak bisa mengendalikan kekuatannya, dongeng ini terjadi di sebuah Gunung Utara. Lalu, ada pula Toko Oaken tempat Anna membeli baju hangat.

4. Alur Cerita Dongeng Frozen

Alur cerita dongeng Frozen adalah maju alias progresif. Cerita bermula dari seorang kakak bernama Elsa yang tak sengaja melukai adiknya Anna dengan kekuatan sihirnya. Ia dapat menciptakan es dan salju hanya dari ayunan tangannya saja.

Karena tak sengaja melukai sang adik, Elsa menjadi sosok yang tertutup dan tak mau bertemu dengan siapa-siapa. Bahkan, saat kematian kedua orang tuanya pun ia hanya bisa menangis di dalam kamarnya.

Hal itu membuat Anna, sang adik, kecewa dan kesepian. Setiap hari ia mencoba mengobrol dengan kakaknya, tapi Elsa tetap ingin menyendiri.

Lalu, tibalah saatnya Elsa harus keluar dari kamarnya karena harus merayakan hari penobatan. Karena usianya telah menginjak 21 tahun, Elsa harus menjadi Ratu menggantikan sang ayah.

Awalnya, Elsa bisa mengontrol kekuatannya. Namun, ia tak dapat mengendalikan emosi saat Anna meminta restu untuk menikah. Oleh sebab itu, Elsa membuat Kerajaan Arendelle dipenuhi salju meski sedang musim gugur.

Ia lalu mengucilkan diri di Gunung Utara. Anna merasa bersalah dan ingin sang kakak kembali ke Kerajaan Arendelle. Ia lalu pergi mencari sang kakak dan menyerahkan Kerajaan Arendelle kepada sang kekasih, Pangeran Hans, untuk sementara waktu.

Dalam perjalanan ke Gunung Utara, Anna bertemu dengan Kristoff dan Sven. Mereka berdualah yang menemani petualangan Anna dalam mencari sang kakak.

Sayangnya, setelah berhasil menemukan sang kakak, Anna tak berhasil membujuknya tuk kembali. Elsa malah melukai adiknya tepat di hati. Untung saja, Kristoff dengan cepat membawa Anna ke Pabbie, troll tertua.

Pada akhirnya, Elsa yang bisa menghidupkan kembali adiknya yang telah membeku. Sebab, hanya kekuatan cinta sejati yang bisa menyembuhkan Anna. Cinta sejati itu datang dari keluarga sendiri.

5. Pesan Moral

Kira-kira, pelajaran apa sajakah yang bisa kamu petik dari cerita dongeng panjang Frozen ini? Tentu saja ada beragam nilai moral yang bisa kamu petik. Pertama dan paling utama adalah jadilah diri sendiri.

Setiap orang pasti punya keunikan dan kelebihannya masing-masing. Bila kamu merasa dirimu berbeda dari yang lain, jangan takut dan khawatir. Elsa pun awalnya takut dengan kemampuannya sendiri sehingga membuatnya tak sanggup mengendalikan kekuatannya.

Namun, setelah berhasil menerima dirinya dan mencintai kelebihannya, ia pun bisa mengendalikan kekuatannya yang ternyata indah dan memukau. Tak perlu merasa takut dengan keunikanmu. Kendalikan dan manfaatkanlah!

Pesan berikutnya, jangan menikah dengan orang yang baru saja kamu kenal. Pernikahan adalah hal sakral dalam hidup. Kamu harus mengenali dulu sifat dari calon pasangan hidupmu. Jangan seperti Anna yang gegabah ingin menikahi Hans yang ternyata adalah pria jahat. Ingatlah, penyesalan selalu datang terlambat.

Nilai moral ketiga cukup sederhana, tapi sangatlah penting tuk selalu kamu ingat, yaitu jagalah keharmonisan hubunganmu dengan saudaramu. Jika ada suatu masalah, kamu bisa mengkomunikasikannya dengan baik-baik. Jangan sampai hubungan kalian renggang hanya karena kurangnya komunikasi.

Amanat terakhir adalah “Let it go” alias lepaskan. Apa pun yang membuatmu bersedih, terluka, sakit hati, lepaskan saja. Biarkan perasaan itu pergi dan fokuslah untuk meraih mimpi.

Selain unsur intrinsik, cerita dongeng Frozen ini juga ada unsur ekstrinsiknya. Di antaranya adalah nilai-nilai dari luar kisahnya yang mempengaruhi berlangsungnya jalannya cerita. Seperti, nilai sosial, budaya, dan moral.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *