Asal Mula Nama Bengkulu
Alkisah, dahulu kala tersebutlah sebuah kerajaan di Bengkulu bernama Kerajaan Serut yang dipimpin oleh Ratu Agung. Ratu Agung memiliki tujuh orang anak. Si sulung bernama Pangeran Anak Dalam Muara Bengkulu, sedang si bungsu bernama Putri Gading Cempaka. Saat Ratu Agung wafat, Pangeran Anak Dalam Muara Bengkulu dinobatkan sebagai penggantinya.
Pangeran Kerajaan Aceh Ingin Melamar Putri Gading Cempaka
Telah banyak para pangeran juga saudagar kaya ingin mempersuntingnya.
Sang Pangeran segera mengirim utusan ke Kerajaan Serut untuk menyampaikan keinginan Pangeran Aceh melamar Putri Gading Cempaka.
Keinginan Sang Pangeran untuk melamar ditolak halus oleh Raja Anak Dalam Muara Bengkulu.
Ia marah bukan main.
Ia kemudian meminta Kerajaan Aceh untuk menyerang Kerajaan Serut.
Tak lama kemudian Kerajaan Aceh mengirimkan pasukan secara besar-besaran menggunakan kapal-kapal perang.
Perang Kerajaan Aceh Dengan Kerajaan Serut
Ia segera menyiapkan siasat khusus untuk menghadapi pasukan Kerajaan Aceh.
Ia mengetahui bahwa Kerajaan Aceh memiliki pasukan kuat. Kerajaan Aceh terkenal sulit untuk dikalahkan.
Ia memerintahkan pasukannya untuk menebang pohon-pohon.
Batang-batang kayu pohon tersebut kemudian dilemparkan ke sungai agar bisa menghalangi gerak kapal pasukan Kerajaan Aceh.
Sementara sebagian pasukan lain berjaga-jaga untuk menghadapi serangan pasukan Kerajaan Aceh.
Sudah tak terhitung berapa banyaknya kayu-kayu pohon hanyut hingga memenuhi sungai.
Susah payah mereka berusaha menghindari kayu-kayu yang sangat menghambat perjalanan mereka.
Untuk menghindari kayu-kayu tersebut, beberapa prajurit berteriak, “Empang ka hulu! Empang ka hulu!”
Akhirnya setelah bekerja keras, kapal-kapal pasukan Kerajaan Aceh berhasil melaju.
Mereka mendarat di sebuah kaki bukit.
Para prajurit Aceh segera disambut oleh serangan pasukan Kerajaan Serut yang memang telah menunggu.
Maka terjadilah peperangan hebat antara kedua pasukan.
Dengan siasat cerdik Raja Anak Dalam Muara Bengkulu, kehebatan pasukan Kerajaan Aceh, mampu diimbangi oleh pasukan Kerajaan Serut.
Cukup lama peperangan tersebut berlangsung tanpa ada tanda-tanda pasukan mana akan unggul dan pasukan mana akan kalah.
Sudah banyak korban berjatuhan dari kedua belah pihak namun, kedua kekuatan tampak seimbang.
Ia tidak sanggup melihat begitu banyak korban berjatuhan.
Akhirnya dengan diiringi oleh keenam adiknya, kerabat keluarga kerajaan, dan beberapa pengikut setianya, Raja Anak Dalam Muara Bengkulu kemudian pergi ke Gunung Bungkuk.
Mereka tinggal di gunung tersebut hingga peperangan berakhir.
Empang Ka Hulu Asal Mula Nama Bengkulu
Kedua belah pihak sepakat untuk berdamai, tidak melanjutkan peperangan.
Meskipun peperangan telah berakhir, namun Raja Anak Dalam beserta keenam adik dan pengikut setianya tetap tinggal di Gunung Bungkuk.
Mulai dari teriakan para prajurit Kerajaan Aceh, Empang Ka Hulu, berubah menjadi Pangkahulu, berubah lagi menjadi Bangkahulu dan akhirnya seiring berjalannya waktu, kini kita mengenalnya dengan nama Bengkulu.