Cerita Si Kucing dan Si Tikus
Di sebuah rumah tua di pinggiran desa, hiduplah seekor kucing bernama Milo dan seekor tikus kecil bernama Tito. Kucing itu adalah peliharaan pemilik rumah, sementara tikus tinggal diam-diam di lubang kecil di sudut dapur.
Sejak awal, Milo dan Tito selalu berseteru. Setiap kali Tito keluar mencari makanan, Milo akan mengejarnya dengan penuh semangat. Namun, Tito selalu berhasil melarikan diri dengan cepat dan bersembunyi di celah-celah yang tidak bisa dijangkau oleh Milo.
Suatu hari, musim dingin yang sangat dingin melanda desa itu. Makanan di rumah mulai berkurang, dan Milo pun merasa lapar. Tito, yang biasanya menemukan remah-remah makanan dengan mudah, kini kesulitan mencari makanannya sendiri. Dalam kondisi yang sulit ini, keduanya mulai merasa lelah dengan pertengkaran mereka.
Suatu malam, saat Milo duduk termenung di dekat perapian, Tito keluar dari persembunyiannya dengan membawa sepotong kecil roti yang ia temukan di sudut dapur. Dengan hati-hati, ia mendekati Milo dan berkata, “Milo, kita selalu bertengkar, tapi mungkin kali ini kita bisa berbagi agar sama-sama bisa bertahan.”
Milo menatap Tito dengan heran. Ini adalah pertama kalinya ia melihat tikus kecil itu dengan cara yang berbeda. Dengan ragu-ragu, ia mengambil sebagian kecil roti yang ditawarkan Tito dan mengangguk pelan.
Sejak saat itu, Milo dan Tito mulai hidup berdampingan dengan damai. Mereka berbagi makanan dan bahkan bermain bersama di rumah tua itu. Persahabatan mereka yang tidak biasa mengajarkan bahwa musuh sekalipun bisa menjadi teman jika mau saling membantu dan memahami satu sama lain.
Moral dari cerita ini adalah bahwa persahabatan bisa tumbuh di tempat yang tidak terduga, bahkan di antara mereka yang dulunya adalah musuh. Dengan kebaikan hati dan pengertian, perbedaan bisa diatasi dan kebersamaan bisa membawa kebahagiaan.