Cerita Si Monyet dan Si Ikan
Pada suatu hari di tepi sungai yang jernih, hiduplah seekor monyet yang suka melompat-lompat di antara pepohonan. Ia senang mengamati lingkungan sekitarnya dan selalu ingin membantu sesama. Di sungai yang sama, hiduplah seekor ikan kecil yang ceria. Ia senang berenang ke sana kemari, menikmati arus air yang menyejukkan.
Suatu ketika, hujan turun deras dan air sungai mulai naik. Monyet yang bertengger di atas pohon melihat ikan berenang dengan tenang di air yang semakin deras. Dengan niat baik, monyet merasa khawatir bahwa ikan bisa tenggelam dan tersapu arus.
“Wah, kasihan sekali si ikan! Ia pasti kesulitan bernapas di dalam air yang deras ini. Aku harus menyelamatkannya!” pikir monyet dengan penuh kepedulian.
Tanpa berpikir panjang, monyet langsung melompat ke tepi sungai dan menjulurkan tangannya untuk menangkap ikan. Dengan usaha keras, akhirnya monyet berhasil mengangkat ikan ke daratan.
Namun, alih-alih merasa senang, ikan malah menggeliat kesakitan. Ia kesulitan bernapas di luar air. Dengan napas tersengal-sengal, ikan berkata, “Monyet, kenapa kamu membawaku ke daratan? Aku tidak bisa hidup tanpa air!”
Monyet terkejut dan merasa bersalah. Ia berpikir bahwa semua makhluk butuh udara seperti dirinya. Namun, ia lupa bahwa ikan justru membutuhkan air untuk bertahan hidup.
Dengan cepat, monyet mengembalikan ikan ke sungai. Ikan pun segera berenang kembali dengan lega. “Terima kasih, Monyet, atas niat baikmu, tapi tolong ingat bahwa yang baik untukmu belum tentu baik untukku,” kata ikan sambil tersenyum.
Monyet mengangguk paham. Sejak hari itu, ia belajar bahwa membantu seseorang harus dengan memahami kebutuhannya, bukan hanya berdasarkan pemikiran sendiri.
Pesan Moral:
Setiap makhluk memiliki kebutuhan yang berbeda. Jika ingin membantu, kita harus memahami apa yang benar-benar dibutuhkan oleh orang lain, bukan hanya berdasarkan sudut pandang kita sendiri.