Cerita Si Gorila yang Malang
Di balik jeruji besi yang dingin, Goro hanya bisa duduk termenung. Setiap hari, ia melihat manusia datang dan pergi, memandangnya seolah ia hanyalah tontonan. Ia merindukan hutan, angin yang berdesir di antara pepohonan, dan suara teman-temannya yang kini entah ada di mana.
Namun, suatu hari, seorang gadis kecil bernama Lina datang ke tempat itu. Tidak seperti manusia lainnya yang hanya melihat dan tertawa, Lina menatap Goro dengan mata penuh kepedulian. Ia bisa merasakan kesedihan yang dalam di balik tatapan gorila besar itu.
Lina adalah anak seorang aktivis lingkungan. Sejak kecil, ia diajarkan untuk mencintai alam dan semua makhluk hidup. Melihat Goro terkurung di tempat yang bukan rumahnya, hatinya tersentuh. Ia pun berjanji dalam hatinya, “Aku harus menolongnya!”
Malam harinya, Lina berbicara dengan ayahnya, yang kebetulan bekerja di sebuah organisasi penyelamat satwa. Setelah mendengar kisah Goro, ayahnya segera menghubungi tim penyelamat dan memulai misi untuk membebaskannya.
Beberapa minggu kemudian, kabar baik pun datang. Pihak kebun binatang akhirnya setuju untuk menyerahkan Goro kepada organisasi penyelamat satwa. Dengan hati penuh haru, Lina melihat bagaimana Goro dibawa ke sebuah tempat rehabilitasi—hutan yang luas dan aman, di mana ia bisa belajar kembali hidup bebas.
Saat kandangnya dibuka, Goro sempat ragu. Ia menatap ke sekeliling, merasakan tanah lembut di bawah kakinya, mendengar suara burung yang kembali berkicau. Lalu, dengan langkah pelan tapi pasti, ia berjalan keluar… dan untuk pertama kalinya setelah sekian lama, ia menghirup udara kebebasan.
Tak lama kemudian, sesuatu yang luar biasa terjadi. Dari balik pepohonan, terdengar suara familiar—suara kawanan gorila lain! Goro terdiam sejenak, lalu dengan hati penuh harap, ia berlari ke arah suara itu.
Di sana, ia melihat teman-teman lamanya! Mereka masih mengingatnya! Mereka menyambutnya dengan hangat, dan air mata bahagia mengalir dari mata Goro. Ia bukan lagi gorila yang kesepian. Ia telah kembali ke rumahnya.
Dari kejauhan, Lina tersenyum bahagia melihat Goro akhirnya mendapatkan kebebasan yang layak. Dalam hatinya, ia berjanji akan terus melindungi alam dan satwa liar, agar tidak ada lagi Goro-Goro lain yang harus mengalami penderitaan yang sama.
Kini, Goro hidup bahagia di hutan, bersama kawanan dan kehidupannya yang dulu hilang. Ia tak lagi si gorila yang malang, melainkan si gorila yang akhirnya menemukan kebahagiaannya kembali.