Roti Keju Terakhir
Di sebuah desa kecil yang asri, hiduplah seorang anak bernama Raka. Ia tinggal bersama ibunya di sebuah rumah sederhana. Ibunya adalah seorang pembuat roti yang terkenal karena kelezatan rotinya, terutama roti keju. Setiap pagi, aroma roti keju yang hangat selalu memenuhi dapur mereka.
Suatu hari, ibunya berkata, “Raka, hari ini kita hanya punya sisa keju untuk satu roti terakhir. Setelah itu, kita harus menunggu hingga ada uang lebih untuk membeli bahan-bahan baru.”
Raka mengangguk dan membantu ibunya membuat roti keju terakhir itu. Ia menyaksikan ibunya dengan hati-hati mencampur adonan, menaburkan keju, dan memanggangnya hingga matang. Roti itu tampak sempurna, berwarna keemasan dan harum menggoda.
Ketika roti selesai dipanggang, ibu berkata, “Raka, kamu boleh memakan roti ini, tetapi ingat, berbagi itu penting. Kalau kamu melihat seseorang yang lebih membutuhkan, bagilah roti ini dengan mereka.”
Raka mengangguk lagi. Ia mengambil roti itu dan pergi keluar untuk bermain. Dalam perjalanan, ia bertemu seorang kakek tua yang duduk di bawah pohon. Kakek itu tampak lelah dan lapar.
Raka ragu sejenak, tetapi ia teringat kata-kata ibunya. Ia memecah roti keju itu menjadi dua bagian. “Kakek, ini untukmu,” katanya sambil menyerahkan setengah roti.
Kakek itu tersenyum lebar dan berkata, “Terima kasih, anak baik. Semoga kebaikanmu dibalas.”
Setelah berjalan lebih jauh, Raka bertemu seekor burung kecil yang terjatuh dari sarangnya. Burung itu tampak lemah dan kelaparan. Raka memutuskan untuk memberikan sedikit lagi rotinya kepada burung itu. Burung kecil itu berkicau riang dan perlahan terbang kembali ke sarangnya.
Kini, Raka hanya memiliki sepotong kecil roti tersisa. Ia merasa lapar, tetapi hatinya hangat karena telah berbagi. Ketika ia kembali ke rumah, ibunya menyambutnya dengan pelukan. “Raka, apa yang terjadi dengan rotimu?” tanya ibunya.
Raka menceritakan semuanya. Ibunya tersenyum dan berkata, “Kamu telah melakukan hal yang luar biasa, Nak. Tuhan selalu memberikan rezeki bagi mereka yang berhati baik.”
Tak lama kemudian, ada seseorang yang mengetuk pintu rumah mereka. Seorang pria membawa sekantong besar keju sebagai hadiah. “Aku mencium aroma roti dari sini dan ingin membeli beberapa, tetapi aku mendengar kisah tentang kebaikan hati anakmu. Aku ingin memberimu keju ini sebagai tanda penghargaan,” kata pria itu.
Raka dan ibunya sangat bahagia. Kini, mereka bisa membuat banyak roti keju lagi, tidak hanya untuk mereka sendiri tetapi juga untuk dibagikan kepada orang-orang di desa mereka.
Sejak hari itu, Raka belajar bahwa kebaikan selalu membawa keajaiban. Roti keju terakhir itu bukanlah akhir, melainkan awal dari banyak kebaikan yang terus mereka bagikan.