Kisah Pangeran Indera Bangsawan yang Bijak dan Pandai Bertarung Beserta Ulasan Lengkapnya
Alkisah, pada zaman dahulu, ada sebuah Kerajaan Kobat Syahril yang megah dan mewah. Raja yang memimpin kerajaan itu bernama Raja Indra Bungsu.
Ia adalah seorang raja yang sangat bijaksana dan adil dalam bertindak. Rakyat di Negeri Kobat Syahril hidup dengan aman, bahagia, dan sentosa, karena sang raja selalu memperhatikan mereka.
Sang raja memiliki istri yang juga baik hati dan parasnya sangatlah cantik. Kecantikannya sangat termahsyur hingga ke mancanegara. Wanita itu bernama Putri Siti Kendi.
Tak hanya baik hati, ia juga kerap mengatur kegiatan kemasyarakatan. Maka dari itu, ia sangat dengan rakyat. Para rakyat pun sangat menyukainya.
Meski telah hidup makmur dan sejahtera, kebahagiaan Raja Indra Bungsu dan istrinya belum lengkap. Pasalnya, mereka tak kunjung memiliki momongan.
“Wahai Adinda, sudah lama kita berumah tangga, Kanda pun merasa bahagia. Namun, ada satu hal yang membuat Kanda merasa cemas. Kanda sangat ingin memiliki putra mahkota sebagai ahli waris kerajaan ini,” ucap Raja Indra Bungsu.
“Begitu pun dengan adinda, Kanda. Sebenarnya, Adinda sangat ingin memiliki anak. Sebenarnya Dinda juga telah meminta tolong pada tabib, tapi Dinda tak kunjung mengandung,”
Setelah berpikir cukup lama, sang raja akhirnya memutuskan untuk bertanya pada penasihat kerajaan yang terkenal pandai dalam ilmu agama. Penasihat kerajaan itu meminta raja dan permaisuri memperbanyak doa dan sedekah pada fakir miskin.
Selama beberapa waktu, raja, permaisuri, dan seluruh rakyat Negeri Kobat Syahril berdoa. Mereka memohon petunjuk pada Tuhan yang Maha Esa agar permaisuri segera memiliki momongan.
Permaisuri Mengandung Putra Mahkota
Pada akhirnya, sang permaisuri berhasil hamil. Betapa bahagianya Raja Indra Bungsu dan seluruh rakyat Kobat Syahril. Mereka tak berhenti mendoakan agar kandungan Permaisuri Siti Kendi senantiasa sehat.
Setelah genap sembilan bulan, Siti Kendi ternyata melahirkan dua orang anak kembar laki-laki yang sangat tampan. Raja Indra bungsu menamai mereka Pangeran Syah Peri dan Pangeran Indera Bangsawan.
Meski kembar, Pangeran Syah Peri lahir terlebih dahulu. Sehingga, ia merupakan kakak dari Pangeran Indera Bangsawan.
Mereka tumbuh dengan sangat baik. Sang raja pun memerintahkan guru terbaik untuk mengajari mereka ilmu perang, ilmu pemerintahan, ilmu bermain senjata, dan beragam pendidikan lainnya.
Karena keduanya sama-sama hebat dan tangguh, sang raja pun bingung menentukan siapa yang kelak menjadi penggantinya. Setelah berpikir lama, ia akhirnya punya solusi atas keresahan hatinya.
Pada suatu malam, Raja Indra Bungsu bercerita pada kedua anak tampannya. “Anakku, semalam ayahanda bermimpi. Dalam mimpi itu, ayah sedang berkuda. Tiba-tiba, ada seorang pemuda yang tampan. Ia membawa buluh perindu. Bunyi alat tiup dari bambu itu membuat hati ayah terasa tentram. Ayah sangat ingin memiliki buluh perindu itu. Tapi, ia tak memberikannya pada ayah. Ia malah berkata kalau siapa pun yang bisa menemukan buluh perindu ini, maka ialah yang akan menjadi raja,” ucap Indra Bungsu.
“Oleh karena itu, bisakah kalian mencarikan buluh perindu untuk ayah? Yang berhasil menemukannya, akan ayah pilih sebagai pengganti ayah,” lanjut sang raja.
Setelah mendengar cerita sang ayah, kedua putra mahkota itu saling berpandangan. Mereka saling mendekat dan terdengar membicarakan sesuatu. Setelah berunding secara singkat, Pangeran Indera Bangsawan berkata, “Baiklah Ayah, kami berdua kan mencoba mencari buluh perindu itu.”
Perjalanan Mencari Buluh Perindu
Setelah meminta doa restu kedua orang tua, pergila kedua putra mahkota mencari buluh perindu. Bersama-sama mereka melewati hutan dan lembah.
Apa pun yang terjadi, mereka bisa melaluinya bersama-sama. Hingga suatu hari, mereka melewati sebuah gunung yang sangat terjal. Banyak bebatuan besar yang sangat sulit untuk mereka lewati. Namun, mereka tak pernah menyerah. Mereka selalu berupaya agar dapat melewati segala rintangan demi mendapatkan buluh perindu.
Sesampainya di sebuah puncak gunung, tiba-tiba datang angin topan yang sangat besar. Mereka saling berpegangan agar tak terpisah. Musibah terus-terusan datang. Kali ini, kabut yang sangat tebal menghalangi pandangan kedua pangeran.
Mereka saling berpegangan tangan. Tapi, pandangan mereka semakin kabur. Ditambah lagi, angin topan yang berhembus semakin kencang. Malangnya, hal itu membuat mereka terpisah.
Pangeran Syah Peri terhempas di dekat pohon hingga ia tak sadarkan diri. Sedangkan Pangeran Indera Bangsawan terdampar di dekat sebuah gua.
Pangeran Syah Peri
Setelah sadar, Pangeran Syah Peri kebingungan. Ia melihat semua yang ada di sekitarnya telah porak poranda. Ia bergegas bangun dan mencari adiknya. Tapi, ia tak kunjung menemukannya.
Ia lalu melanjutkan perjalanan ke arah utara untuk menemukan adiknya dan buluh perindu. Setelah sekian lama berjalan, tibalah ia di suatu negeri yang sangat luas.
Negeri itu sangat indah, bermacam-macam pohon dan bunga tumbuh di sana. Ia lalu melihat sebuah rumah dan memutuskan untuk mengunjunginya.
Namun, rumah itu tampak sepi. Pangeran Syah Peri lalu mengintip ke setiap sudut jendela itu. Lalu, ia melihat seorang perempuan yang tampak terikat tali.
Ia lalu mendobrak pintu rumah dan menyelamatkan perempuan itu. Dengan tubuhnya yang terkulai lemas, wanita itu berterima kasih pada Syah Peri.
“Terima kasih, Tuan, karena telah menyelamatkanku.” ucap gadis itu.
“Siapa yang tega mengikatmu dengan tali? Dan, siapakah namamu?” tanya Pangeran Syah Peri.
Wanita itu bernama Dewi Ratna Sari. Ia berasal dari Kerajaan Asikin. Negeri tersebut telah hancur karena ulah raksasa. Sosok berbadan besar itulah yang mengikatnya dengan tali.
Lalu, Pangerah Syah Peri berkata bila ia akan membunuh raksasa itu. Benar saja, ketika sang raksasa datag, Pangeran Syah Peri langsung menghadangnya. Dengan senjata panah, pangeran itu berhasil membunuh raksasa.
Dewi Ratna Sari sangat berterima kasih pada pangeran. Tak lama kemudian, mereka saling suka dan memutuskan untuk menikah. Putri Dewi Ratna Sari lalu mengikut pangeran mencari buluh perindu dan adiknya.