Cerita Dongeng Putri Malu dan Cermin Ajaib yang Penuh Makna
Pada jaman jaman dulu, dalam suatu Kerajaan ada seorang putri Raja yang wajahnya cacat sejak ia lahir. Si putri cuma dibesarkan dengan seorang pengasuh yang setia semenjak ia lahir, hal tersebut karena si Ibunda wafat saat melahirkan.
Karena wajahnya cacat, si putri tak pernah ingin keluar siang hari dari kamarnya. Ia selalu ada dalam kamar mengungkung diri jika siang hari, ia akan keluar di waktu malam hari di saat sepi dan tidak ada orang yang menyaksikannya.
Si Putri yang malu keluar pada siang ini pada akhirnya populer dengan julukkan si Putri Malu, dan sekarang ia sudah tumbuh jadi gadis remaja. Karena sekarang sudah tumbuh dewasa, rasa ingin ketahui mengenai dunia luar semakin kuat kembali dibanding pada saat ia masih anak-anak.
Ia juga kangen pada anak-anak gadis yang seumuran dengannya. Ia ingin punya teman untuk dibawa bermain, ia kangen mengenai apa yang berada di dunia luar sana, tetapi ia merasa malu dengan kekurangan yang ada.
Tetapi semua gerak gerik si putri tidak lepas dari perhatian seorang pengasuh setia yang paling mengasihinya, dia Ibu Suri yang murah hati. Saat si putri sedang main di taman istana, Ibu Suri membulatkan tekad untuk menjumpainya.
Sudah pasti si Putri Malu yang asyik memberikan makan kelinci di taman istana, benar-benar kaget saat di temui si Ibu Suri yang mendadak telah berada di depannya. Sekalian berbicara, si Ibu Suri keluarkan satu cermin yang ada dalam satu kantong khusus yang dibawa.
Si Putri juga terima cermin itu dan apa yang terlihat dalam cermin itu juga membuat hatinya semakin bertambah kecewa. Ia juga membentak si Ibu Suri dengan ucapannya yang terlempar.
Cuma muka cacatnya saja yang kelihatan dalam Cermin Ajaib itu. Hal tersebut membuat hatinya makin cedera, diduganya si Ibu Suri cuma membual dengan Cermin Ajaib itu.
Selanjutnya cermin itu juga ia lempar dan dibuang di atas tanah tidak jauh dari tempat itu. Ibu Suri jadi bingung sekali pada apa yang barusan terjadi kenapa dapat terjadi ini pada Si Putri Malu sebagai anak asuh kecintaannya sejak dari ia baru lahir. Cuma rasa kebingungan yang ada pada pikiran Ibu Suri waktu itu.
Si putri bergerak dari taman sekalian bawa Cermin Ajaib pemberian Ibu Suri masuk ke kamarnya untuk merenungi kalimat yang diucap si Ibu Suri, dan menurut penglihatannya semua kalimat itu memang betul ada.
Muka cacat bukan rintangan untuk apa saja karena yang perlu baik di depan si Pembuat ialah hati yang bersih dan selalu jujur dalam mengucapkan syukur terima apa saja yang menjadi kehendak Maha Pembuat.
Beberapa hari si Putri merenungi kalimat si Ibu Suri sekalian kadang-kadang menyaksikan muka cacatnya dalam Cermin Ajaib itu. Saat hati mulai diliputi ketenangan yang perlahan-lahan muncul kembali, si Cermin Ajaib memperlihatkan muka yang bersih berkilau dan bersinar.
Hari itu juga dengan rasa optimis si Putri Malu keluar kamarnya, dan sikap ini sudah pasti membuat semua pelayan dan abdi kerajaan yang berada di istana jadi terkejut.
Si Putri juga pada akhirnya diberi sambutan yang demikian hangat dari semua abdi keraton dan memulai waktu itu si Putri Malu tidak malu kembali untuk berjumpa siapa saja yang berada di istana atau di luar istana.
Saat ini dengan yakin dianya yang muncul kembali, ia bisa rasakan cantiknya dunia ini. Cahaya matahari yang hangat sekarang berasa kembali menghangatkan badannya.
Burung-burung yang berkicau sekarang bisa didengarkan dengan menyaksikan si burung yang berkicau, kelinci yang dahulu jadi rekan permainannya di taman istana saat malam hari sekarang bisa di kejar-kejarnya siang hari dengan penuh keceriaan.
Begitu anugerah alam yang diberi si Pembuat bisa dicicipi dengan cantik saat hati pada kondisi bersih dan bersabar dan mengucapkan syukur terima nikmat yang banyak alangkah cantiknya dunia ini.
Sudah pasti peralihan yang sudah dilakukan si Putri Malu tidak lepas dari perhatian si Ibu Suri yang mengasihinya, begitu senangnya sekarang ia menyaksikan semuanya.
Si Putri Malu dapat ketawa cerah tidak mengungkung diri lanjut di dalam kamar yang sunyi tanpa rekan yang dapat dibawa berbicara.
Lalu Cermin Ajaib juga dikeluarkan dari kantongnya dan si Putri Malu juga berkaca di depannya, kelihatan sekarang muka elok yang cantik tanpa cacat sedikitpun di mukanya, yang sejauh ini selalu terlihat cacat saat ia berkaca di Cermin Ajaib itu.
Dengan hati berbahagia, si Ibu Suri merengkuh si Putri malu yang sudah berbeda mukanya jadi cantik dan ayu seperti bidadari dari kayangan.***